rajawalitujuhnews.com – Mempersiapkan pariwisata Banyuwangi masa berbasis budaya atau disebut sebagai wisata budaya. Tujuannya sebagai daya tarik bagi turis asing yang masuk ke Bali agar kian memperpanjang masa berkunjung. Dengan langsung melanjutkan perjalanan ke kota Blambangan Banyuwangi.
Hal ini di sampaikan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dalam Jagong Budaya Seni Banyuwangi. Hidup dan menghidupi yang di gelar di LanggarArt Temurejo, Desa Kembiritan Kecamatan Genteng.
Memperbincangkan soal seni dan Budaya, Ipuk menyebut menyambut kesiapan wisata Banyuwangi Bali Barat (BBB). Objek wisata budaya kian di kuatkan dengan paket wisata berbasis edukasi pada seni gerak tari Gandrung.
“Saran dari para pemateri tadi terkait bagaimana mendatangkan anak-anak sekolah untuk belajar budaya Banyuwangi itu menjadi menarik karena ini juga menjadi salah satu konsep merdeka belajar yang di mana anak-anak di minta untuk belajar budaya-budaya yang ada di Indonesia dan Banyuwangi sangat siap,” terang Ipuk, Kamis (19/12/2024).
Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar RI Dwi Marhen Yono mengungkap hasil survei internasional menyebutkan alasan pertama wisatan datang ke Indonesia adalah kuliner.
Mereka ingn menikmati kulinerkhas nusantara salah satunya nasi Tempong dan rujak soto. Kedua adalah budaya yang ingin mereka lihat seperti tari Kecak dan Gandrung. Ketiga, event-event di mana mereka datang untuk mengikuti marathon di Borobudur, nonton Cold Play dan Blackpink di Jakarta.
“Alasan keempat karena banyak promo jadi kereta api bisa sampai Sabtu 30% sampai ada Blambangan express dari Jakarta langsung Banyuwangi. Terdapat paket Senin Kamis setiap hari Senin Selasa Rabu Kamis. Untuk membeli tiket tersebut di tour and travel untuk wisata bisa diskon 30% baru yang nomor 5 melihat Gunung Ijen Pulau merah Alam Indah,” tambah Marhen.
Marhen mendorong Banyuwangi bisa mengalihkan mass tourism menjadi quality tourism. Dengan membuat paket wisata yang mendorong wisatawan menghabiskan uang lebih banyak di Banyuwangi.
“Dalam waktu dekat saya ajak beberapa pemain-pemain quantitum Solo untuk riset kira-kira apa contohnya kalau biasanya lihat tari bayar 100.000 nanti kita jual paket 10 juta. Satu Minggu dia mulai latihan tari sampai nanti dia beli baju tari. Performance-nya dia akan tampil itu yang mau kita jual bagaimana tadi seni budaya tidak di jual murah tapi kita harus naikkan levelnya,” tegas Marhen.
Sementara Sujiwo Tejo, seniman serba bisa yang turut hadir dalam Jagong Budaya itu juga turut mendorong agar Pemkab Banyuwangi. Bukan hanya memberikan wadah dalam dunia akademis bagi pelaku seni. Namun juga memberikan wadah apresiasi performance yang dapat memberi kesempatan bagi mereka mempersembahkan karya terbaiknya.
“Kalau mau ada sekolah seni boleh juga, tapi talenta-talenta seni Banyuwangi ini bukan karbitan mereka sudah punya pakem yang khas. Tinggal wadahnya di perluas dan di dukung serius,” tandas Sujiwo Tejo.