rajawalitujuhnews.com – Sebagian besar wilayah Kabupaten Banyuwangi akan memasuki musim kemarau mulai pertengahan April 2025. Hal tersebut telah di prediksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
“Awal musim kemarau 2025 di Jatim di prediksi antara Maret Dasarian III hingga Juni Dasarian I,” Jum’at (11/4/2025).
Awal musim kemarau di wilayah Kabupaten Banyuwangi 2025 juga di prediksi akan terjadi antara April Dasarian II dan Mei Dasarian I.
Berikut merupakan jadwal lengkap awal musim kemarau di wilayah Kabupaten Banyuwangi berdasarkan Buletin Prediksi Musim Kemarau Jawa Timur 2025 yang di rilis oleh BMKG:
Dasarian II-III April 2025:
- Kecamatan Banyuwangi, Giri, Glagah, Kabat, Blimbingsari, Rogojampi, Wongsorejo, Singojuruh, Srono, Muncar, Cluring, Gambiran, Tegalsari, Bangorejo, Purwoharjo, Tegaldlimo, Pesanggaran, dan Siliragung.
Dasarian I-II Mei 2025:
- Kecamatan Kalipuro, Licin, Songgon, Genteng, Sempu, Glenmore, dan Kalibaru.
BMKG mengimbau agar informasi dalam prediksi musim kemarau 2025 tersebut dapat di jadikan sebagai dasar dalam mendukung program asta cita melalui optimalisasi kondisi iklim. Hal ini di sesuaikan dengan sumber daya di wilayah masing-masing.
Di sektor pertanian, BMKG juga mengimbau agar dapat menyesuaikan jadwal tanam di wilayah-wilayah yang di prediksi mengalami musim kemarau lebih awal maupun lebih lambat.
Selanjutnya, di sektor kebencanaan, agar dapat meningkatkan lagi kesiapsiagaan terhadap Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), terutama di wilayah rawan.
Dalam sektor lingkungan, di imbau agar mewaspadai memburuknya kualitas udara di kota-kota besar dan wilayah rawan Karhutla.
Selain itu, pada sektor energi, BMKG juga telah mengimbau agar dapat menghemat dan mengelola pasokan air secara efisien. Hal ini untuk menjaga keberlanjutan operasi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), irigasi, dan pemenuhan kebutuhan air baku.
Sektor Sumber Daya Air (SDA) tak luput dari perhatian BMKG. Pada bidang tersebut di imbau agar dapat mengoptimalkan sumber air alternatif. Dan dapat memastikan distribusi air yang efisien untuk menjaga ketersediaan air bagi masyarakat selama musim kemarau.
Dengan demikian, masyarakat dan pihak terkait di harapkan dapat memanfaatkan informasi ini dengan bijak, dan dapat bekerja sama untuk menghadapi musim kemarau 2025 secara strategis, dan menjaga keberlanjutan sumber daya demi ketahanan bersama.