rajawalitujuhnews.com – Warga di kagetkan dengan adanya kemunculan hewan langka musang panda atau binturong pada Rabu malam (15/1/2025). Kejadian tersebut cukup aneh terjadi di Desa Rejoagung, Kecamatan Srono, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Warga mengira jika hewan dengan bulu berwarna gelap tersebut merupakan makhluk jadi-jadian seperti babi ngepet.
Warga langsung mengepung binturong yang di sangka babi ngepet tersebut dan kemudian menangkapnya.
Beruntung, saat warga menangkap hewan langka tersebut, hewan masih dalam kondisi hidup dan tidak mengalami perlakuan kasar.
Kepala Desa Rejoagung Sonhaji mengatakan bahwa pihaknya mendapatkan informasi jika warga menangkap hewan mirip dengan musang namun ukurannya lebih besar.
“Awalnya di kira babi ngepet. Namun setelah dicek, hewan yang di tangkap warga itu merupakan musang panda,” tuturnya.
Ia mengatakan bahwa, jika hewan tersebut masih liar dan bukan merupakan peliharaan warga.
“Di duga masuk ke permukiman warga untuk mencari makanan. Karena biasa makan buah-buahan,” paparnya.
Kemunculan hewan binturong itu sempat menghebohkan warga. Setelah di tangkap, warga pun mengikat hewan tersebut di bawah pohon dan juga di beri makanan.
“Kami rawat sementara dan di beri makan buah serta sayuran,” terangnya pada Jumat (17/1/2025).
Usai di ketahui jika hewan tersebut merupakan binturong, warga pun lega dan tidak lagi was was akan adanya babi ngepet.
Sementara itu, Nurul Huda Sani, selaku Kepala Resort Konservasi Wilayah 14 Banyuwangi mengatakan bahwa jenis satwa yang di tangkap warga itu yakni binturong dengan nama latin Arctictis binturong.
“Iya memang jenis satwa yang langka dan salah satu satwa di lindungi,” ujarnya.
Untuk kondisi satwa yang masih dalam kondisi hidup, akan tetapi ada luka pada bagian perut dan mata bagian kanan di duga mengalami penyakit katarak.
“Selanjutnya satwa tersebut akan kita lakukan karantina di Wildlife Rescue Unit (WRU) BBKSDA Jawa Timur, di Sidoarjo,” katanya di konfirmasi rubicnews.com.
Di tempat karantina itu, binturong tersebut akan di lakukan pengecekan kesehatan dan pengobatan luka-lukanya.
“Karena harus dalam kondisi sehat sebelum dilakukan pelepasan ke alam liar agar kondisi bisa kuat,” pungkasnya.