rajawalitujuhnews.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi bergerak cepat memastikan ketersediaan air irigasi tetap aman demi menjaga keberlanjutan produksi pangan di wilayahnya. Hal ini di lakukan untuk mengantisipasi dampak musim kemarau.
Salah satu langkah strategis yang di ambil yaitu melakukan pembersihan dan pengeringan rutin. Kegiayan ini di lakukan di berbagai saluran air seperti DAM, embung, dan bendung melalui program gelontor waled. Kegiatan ini di lakukan untuk menyasar endapan lumpur dan sampah yang dapat menghambat aliran air menuju lahan pertanian.
“Kami terus berupaya agar pasokan air irigasi tetap terjaga selama musim kemarau. Hal ini penting di lakukan, agar petani bisa tetap menanam dan memanen dengan lancar. Sehingga, ketahanan pangan daerah tidak terganggu,” ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Selasa (13/5/2025).
Upaya ini menjadi bagian dari kebijakan proaktif Pemkab dalam mendukung sektor pertanian sebagai salah satu tulang punggung ekonomi daerah.
Sekretaris Dinas PU Pengairan Banyuwangi, Riza Al Fahrobi, menjelaskan bahwa sejumlah wilayah di Banyuwangi telah memasuki musim kemarau sejak April lalu. Karena itu, pihaknya bersama Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) intens melakukan pembersihan sedimentasi secara gotong royong di seluruh saluran penampung air.
“Kegiatan gelontor waled ini merupakan agenda rutin yang kami jalankan. Selain membersihkan saluran, hal ini juga jadi bentuk kolaborasi nyata antara pemerintah dan petani dalam menjaga sistem irigasi tetap berjalan optimal,” terangnya.
Banyuwangi sendiri memiliki sekitar 390 daerah irigasi yang tersebar di berbagai kecamatan. Secara keseluruhan mengairi lebih dari 62.000 hektare lahan pertanian. Riza memastikan bahwa hingga saat ini, ketersediaan air masih cukup untuk mendukung rencana tata tanam yang telah di susun.
“Pasokan air yang ada saat ini masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan seluruh luasan baku sawah,” tegasnya.
Dengan strategi ini, Pemkab Banyuwangi optimistis musim kemarau tahun ini dapat di lalui tanpa mengganggu produktivitas sektor pertanian, sekaligus memperkuat ketahanan pangan lokal.