Scroll untuk baca artikel
Biru-dan-Merah-Geometris-Tebal-Berita-Terkini-Kabar-Ekonomi-Video-Seluler
Example floating
Example floating
Biru-dan-Emas-Modern-Tabligh-Akbar-Isra-Miraj-Banner-468-x-200-mm
Berita

Pembangunan Tambak Di Banyuwangi Diprotes Warga

52
×

Pembangunan Tambak Di Banyuwangi Diprotes Warga

Sebarkan artikel ini
Red-Gold-Festive-Happy-New-Year-2025-Greeting-Video-468-x-216-piksel-1

rajawalitujuhnews.com – Warga di Dusun Selogiri, Desa Ketapang, Kalipuro, Banyuwangi mengeluhkan adanya pembangunan tambak. Pasalnya tambak seluas 1 hektare tersebut akan mengancam kehidupan warga yang mayoritas nelayan.

Tidak hanya itu, pembangunan tembok beton tambak tersebut juga turut mengancam akses para nelayan menuju laut. Di karenakan tembok di bangun dengan menutup total akses warga ke laut.

Coklat-Kuning-Minimalis-Promosi-Makanan-Ikan-Bakar-Cerita-Instagram

Area tambak tersebut berhimpitan langsung dengan pesisir Selat Bali, hal ini juga terdata sebagai Lahan Sawah Di lindungi (LSD). Area tersebut juga sejak lama juga menjadi jalan terdekat bagi nelayan untuk melaut.

“Awalnya sawah tiba-tiba di tembok dan di buat petak-petak kolam. Masyarakat sempat meminta penjelasan dan mediasi namun tidak pernah di temui. Surat yang kami ajukan juga tidak pernah di respons,” kata warga setempat, Admawiyanto, Kamis (9/1/2025).

Karena hal tersebut, warga pun geram. Mereka kemudian melakukan musyawarah dan menyatakan sikap menolak proyek tambak tersebut. Karena, proyek pembangunan tambak tak pernah melibatkan warga maupun perangkat desa.

“Sehingga kami khawatir kami para nelayan yang di rugikan. Karena di sini khususnya di RT 1, hampir sebagian besar masyarakat bergantung pada hasil laut. Dengan ini kami juga meminta agar proyek ini di hentikan,” tegas Admawiyanto.

Sementara itu, Ketua RT 1 Sahroni menjelaskan bahwa di lingkungannya total ada sekitar 70 kepala keluarga. Hampir 75 persen masyarakat berprofesi sebagai nelayan, baik itu nelayan pancing maupun budidaya terumbu karang.

“Rata-rata warga di sini dari laut itu sebulan Rp 1 juta sampai paling banyak Rp 3 juta penghasilannya, kalau rusak ekosistemnya ya ndak tahu lagi wis,” tandas Sahroni.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *