Scroll untuk baca artikel
Biru-dan-Merah-Geometris-Tebal-Berita-Terkini-Kabar-Ekonomi-Video-Seluler
Example floating
Example floating
Biru-dan-Emas-Modern-Tabligh-Akbar-Isra-Miraj-Banner-468-x-200-mm
News Kalteng

Gubernur Kalteng Meledak kemarahannya Saat Rakor di Sampit

55
×

Gubernur Kalteng Meledak kemarahannya Saat Rakor di Sampit

Sebarkan artikel ini
Red-Gold-Festive-Happy-New-Year-2025-Greeting-Video-468-x-216-piksel-1

Sampit (Kalteng), rajawalitujuhnews.com – Rapat Koordinasi Optimalisasi Pendapatan Daerah dilaksanakan di Gedung Serba Guna Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur provinsi Kalimantan Tengah. Kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Agustiar Sabran pada Jum’at (19/9/2025) malam.

Pada momen tersebut Gubernur yang dikenal ngomong apa adanya ini meledak kemarahannya. Pasalnya, dari 65 perusahaan yang diundang, hanya enam direktur yang hadir langsung.

Coklat-Kuning-Minimalis-Promosi-Makanan-Ikan-Bakar-Cerita-Instagram

“Sebenarnya saya malas menyampaikan hal ini. Tapi saya lihat, dari 65 perusahaan, yang hadir hanya 6 direktur. Tidak sampai 40 persen. Kalau berkenan, yang hadir bukan direkturnya, lebih baik keluar dari gedung ini,” tegas Agustiar dengan nada tinggi.

Menurutnya, undangan ditujukan khusus kepada direktur utama atau pimpinan perusahaan, bukan sekadar perwakilan. Ketidakhadiran pimpinan, kata dia, merupakan bentuk tidak menghormati pemerintah daerah.

“Saya datang ke sini sebagai Gubernur Kalteng. Jadi sekali lagi, yang merasa bukan direktur, silakan keluar,” kecamnya.

Agustiar juga menyinggung soal tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dan kepatuhan pajak. Ia menilai banyak perusahaan hanya manis di mulut ketika bicara soal kontribusi kepada masyarakat.

“Ayolah punya kepedulian sedikit dengan masyarakat Kalteng. Bicara CSR, kalian sering bohong. Bicara plat kendaraan, banyak yang bukan KH, malah dari luar daerah. Apa perlu saya tutup jalan provinsi supaya kalian tidak bisa lewat?” ujarnya geram.

Ia menegaskan akan memberi waktu satu minggu kepada perusahaan untuk menunjukkan komitmen, terutama dalam pembayaran pajak. Jika tetap abai, ia berjanji akan turun langsung menindak.

“Kalau masih ada yang tidak menghargai pemerintah, saya akan kejar. Perusahaan apapun namanya, kalau tidak patuh bayar pajak, saya tindak,” tegasnya.

Meski bernada keras, Agustiar menyatakan tuntutannya tidak muluk. Ia hanya ingin perusahaan, terutama perkebunan, menjalankan kewajiban plasma, mendukung pembangunan daerah, dan peduli terhadap masalah sosial.

“Saya tidak mau bahas masa lalu, saya bicara masa depan. Saya ingin kita akur, rukun, damai. Tolong bantu CSR, apalagi saat banjir, jalan rusak, atau bencana lain,” katanya.

Agustiar juga menyoroti kendaraan perusahaan bermuatan lebih dari delapan ton yang kerap merusak jalan. Ia mengingatkan agar perusahaan sadar bahwa pemerintah memiliki keterbatasan anggaran untuk perbaikan infrastruktur.

“Yang merasa direktur, sadarlah. Jangan takut menghadapi pemerintah. Selama taat aturan, usaha akan berjalan lancar dan ekonomi akan terus tumbuh,” pungkasnya.
(Eman Supriyadi)

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *