Scroll untuk baca artikel
Biru-dan-Merah-Geometris-Tebal-Berita-Terkini-Kabar-Ekonomi-Video-Seluler
Example floating
Example floating
Biru-dan-Emas-Modern-Tabligh-Akbar-Isra-Miraj-Banner-468-x-200-mm
Berita

Asean Tourism Award 2025 Berhasil Di raih Oleh Desa Kemiren

54
×

Asean Tourism Award 2025 Berhasil Di raih Oleh Desa Kemiren

Sebarkan artikel ini
Red-Gold-Festive-Happy-New-Year-2025-Greeting-Video-468-x-216-piksel-1


rajawalitujuhnews.com – Kembali menorehkan prestasi yang membanggakan yaitu Desa Wisata Adat Osing Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Desa yang mayoritas penduduknya Suku Osing (masyarakat asli Bnayuwangi) ini, meraih penghargaan Internasional The 5th ASEAN Homestay Award. Sebelumnya Desa Kemiren juga pernah meraih Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) tahun 2024.

Coklat-Kuning-Minimalis-Promosi-Makanan-Ikan-Bakar-Cerita-Instagram

Penghargaan tersebut di serahkan dalam ajang Asean Tourism Award (ATA) 2025 yang di gelar di Persada Johor Convention Centre, Johor, Malaysia, pada Senin (20/1/2025). 

“Kami bersyukur desa-desa di Banyuwangi terus bangkit dengan keanekaragaman potensinya. Ada yang maju di sektor pertanian, ada yang tata kelola pemerintahannya. Selain itu Desa ini juga menonjol pada pariwisatanya. Termasuk Desa Kemiren ini yang sudah berulang kali mendapat penghargaan,” ujar Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, Selasa (21/1/2025).

Di sampaikan Ipuk, prestasi Desa Wisata Kemiren ini semakin memperkuat posisi Banyuwangi di kancah pariwisata internasional.

Khususnya dalam pemberdayaan masyarakat berbasis potensi lokal melalui pengembangan wisata yang ada di desanya.

“Kami ucapkan terima kasih atas kerja keras teman-teman di desa. Keberhasilan ini akan menjadi pengungkit bagi desa wisata yang lain yang ada di wilayah Banyuwangi untuk terus berbenah,” kata dia.

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Kemiren, Moh Edy Saputro menjelaskan bahwa keunikan budaya dan keramahan masyarakat. Hal ini menjadi kunci keberhasilan Desa Kemiren meraih penghargaan ini.

Suku Osing yang merupakan masyarakat desa setempat tersebut terus melestarikan adat istiadat, bahasa, dan kesenian tradisional.

Termasuk bagaimana warga desa setempat mendirikan homestay yang menonjolkan suasana kehidupan Suku Osing.

Alhamdulillah dengan konsisten menjunjung kearifan lokal, Desa ini dapat meraih penghargaan tingkat ASEAN di bidang homestay,” ungkap Edy, yang hadir langsung menerima penghargaan.

Edy menyebut bahwa di Desa Kemiren telah berdiri 40 homestay yang di dirikan warga lokal dengan arsitektur Osing.

Datang ke desa ini, wisatawan akan di sajikan dengan daya tarik wisata yang beragam seperti edukasi, kuliner dan budaya.

“Termasuk Pasar Kampoeng Osing di Minggu pagi, warung-warung kuliner, dan berbagai atraksi adat yang marak di gelar di desa. Kami ingin siapapun yang berkunjung mengenal kehidupan Suku Osing dengan baik,” katanya. 

Desa ini juga di dukung amenitas yang baik, mulai toilet umum hingga pelayanan publiknya yang sudah berbasis digital melalui aplikasi Smart Kampung. 

Di desa ini keberadaan Gandrung juga begitu melekat, karena selain maskot pariwisata dan tari selamat datang, tak lepas dari kiprah maestro Gandrung Temu yang asli Desa Kemiren.

Ada juga, burdah, angklung paglak dan Mocoan Lontar Yusup sebagai salah satu warisan budaya tak benda.






Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *