Scroll untuk baca artikel
Biru-dan-Merah-Geometris-Tebal-Berita-Terkini-Kabar-Ekonomi-Video-Seluler
Example floating
Example floating
Biru-dan-Emas-Modern-Tabligh-Akbar-Isra-Miraj-Banner-468-x-200-mm
Kesehatan

Antibiotik Apakah Di Butuhkan saat Anak Mengalami Batuk Pilek?

22
×

Antibiotik Apakah Di Butuhkan saat Anak Mengalami Batuk Pilek?

Sebarkan artikel ini
Red-Gold-Festive-Happy-New-Year-2025-Greeting-Video-468-x-216-piksel-1

rajawalitujuhnews.com – Batuk pilek adalah salah satu penyakit umum yang menyerang pada anak-anak terutama pada saat musim hujan seperti saat ini.

Antibiotik hanya akan efektif mengobati penyakit yang di sebabkan oleh infeksi bakteri. Sehingga, penyakit tidak akan sembuh meski di berikan antibiotik yang bagus, jika penyebabnya bukan karena bakteri.

Coklat-Kuning-Minimalis-Promosi-Makanan-Ikan-Bakar-Cerita-Instagram

Dokter spesialis anak menyebut bahwa batuk pilek adalah salah satu penyakit umum yang biasanya tidak membutuhkan obat antibiotik.

“Penyebab batuk pilek bisa banyak, bisa karena alergi, ataupun sebagian besar biasanya di karenakan virus, akan tetapi sebagian kecil di karenakan oleh bakteri,” kata Edi pada Selasa (10/12/2024). Anak batuk pilek tidak membutuhkan obat antibiotik, jika ingus atau lendirnya encer dan suhu tubuh tidak terlalu tinggi. “Itu kemungkinannya dua, kalau tidak virus, ya alergi. Oleh sebab itu, tidak di perlukan antibiotik,” ujarnya.

Edi menyebutkan bahwa ciri-ciri anak batuk pilek yang membutuhkan obat antibiotik adalah pilek yang mengeluarkan lendir berwarna hijau dan kental di sertai demam tinggi. Edi mengatakan, bahwa demam yang hanya berlangsung 1-2 hari, lalu turun, tidak sebabkan oleh infeksi bakteri, sehingga tidak membutuhkan obat antibiotik. “Sebagian besar batuk pilek kalau kurang dari satu minggu di sebabkan oleh virus, sehingga tidak di perlukan antibiotik,” jelasnya.

Efek Samping Penggunaan Antibiotik Yang Tidak Tepat

Efek samping serius dari penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan resistensi antibiotik. Resistensi antimikroba terjadi ketika bakteri mengembangkan kemampuan untuk mengalahkan obat yang di rancang untuk membunuh mereka. Itu berarti bakteri terus tumbuh. Di kutip Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat (CDC), infeksi bakteri yang resistan bisa jadi sulit, dan terkadang mustahil, untuk diobati.

Bakteri tidak harus resisten terhadap setiap antibiotik untuk memberikan efek berbahaya. Resistensi terhadap satu antibiotik saja bisa berarti masalah serius. Sementara itu, sebanyak 86,1 persen masyarakat Indonesia menyimpan antibiotik di rumah tanpa resep dokter, menurut Riset Kesehatan Dasar Nasional (Riskesdas) 2013. “Sebagian besar antibiotik harus dengan resep dokter, tapi kenyataan di lapangan tidak demikian,” ucap Edi.

Dengan begitu, tinggi risiko terjadinya resistensi antibiotik pada anak-anak.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *