Denpasar, rajawalitujuhnews.com – Kegiatan Forum Grup Discussion (FGD) yang di gelar di Bali ini mengambil tema “Penguatan Pemahaman dan Toleransi Lintas Budaya di Provinsi Bali”, diskusi kebangsaan tersebut dilaksanakan pada Jum’at 22 november 2024 lalu di the Yani hotel, Jalan by pass Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Sabtu 23/11/2024.
Acara yang diinisiasi oleh organisasi kemasyarakatan (ormas) Patriot Garuda Nusantara (PGN) Bali ini membahas berbagai persoalan yang baru baru ini menjadi isu hangat di tengah masyarakat Indonesia khususnya Bali.
Dalam kegiatan tersebut, PGN menghadirkan para narasumber yang memang berkompeten, antara lain:
1.ketua majelis desa adat (MDA) Prov Bali dengan sub tema “Pengenalan
Budaya Bali dan Toleransi dalam Kultur Masyarakat Adat Bali”
2.ketua flobamora Prov Bali, dengan sub tema “Pengenalan Budaya
Masyarakat Nusa tenggara timur (NTT) dan Toleransi dalam Kultur Masyarakat Adat NTT”
3.akademisi universitas Udayana, dengan sub tema “Menjaga Kerukunan dan
Toleransi Masyarakat multikultural di Bali dalam perspektif akademis”
4.diskominfo Prov Bali, dengan sub tema “Penguatan Literasi Digital untuk
Mencegah Terpaparnya Informasi Hoaks dan Provokatif tentang Isu SARA”
Dalam acara tersebut, tampak hadir pula Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Bali, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Bali, Universitas Udayana, Majelis Desa Adat (MDA), Ormas Forum Gerakan Adat Senusantara (FORGAS), Ormas Pemuda Batak Bersatu (PBB), Ormas Ikatan Keluarga Banyuwangi (Ikawangi) Dewata, Ormas Flobamora, Ormas Adat Padang, Ormas Duta Agung Generasi (DAG), Pecalang Bali, dan perwakila dari unsur unsur masyarakat lain.
PGN melalui Senopati wilayah Bali dan Indonesia timur Pariyadi yang akrab disapa (Gus Yadi) dalam kesempatan tersebut mengatakan “Bahwa diskusi ini adalah wadah parah tokoh, mulai dari unsur pemerintah, akademisi, praktisi hukum, tokoh adat bali, para ormas yang berada di Bali, untuk bersama sama merumuskan agar Bali aman dari gerakan intoleransi dan Bali menjadi kondusif. Dengan kehadiran PGN di Bali, kami mengajak semua komponen untuk ikut serta menciptakan Bali yang aman dan toleransi kedepannya, karena kedepan pemerintah akan menjadikan toleransi sebagai kekuatan peradaban baru di era globalisasi ini, kemudian untuk menangkal berita berita bohong (hoax) di berbagai platform media sosial (medsos) agar masyarakat cerdas dalam menggunakan medsos dan tidak mudah terprovokasi isu tentang suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA), hoax yang berdampak pada pada keributan antar golongan dan tindakan tindakan kriminal lainnya,”ujar Gus Yadi.
Hasil dari FGD kali ini, semua pihak yang hadir sepakat untuk bersama sama mengucapkan ikrar yang isinya sebagai berikut, “Kami, segenap peserta FGD Penguatan pemahaman dan toleransi lintas budaya di Provinsi Bali yang berasal dari berbagai latar belakang budaya, suku, dan agama, dengan penuh kesadaran akan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa, menyatakan tekad kami untuk :
1. Meningkatkan pemahaman tentang nilai-nilai luhur budaya bangsa Indonesia dengan Memahami dan menghargai keberagaman budaya sebagai kekayaan bangsa serta Menghormati perbedaan pendapat dan keyakinan.
2. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan persaudaraan.
3. Aktif berperan dalam menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua. Demi mewujudkan masyarakat Bali yang harmonis dan bersatu.
4. Menolak segala bentuk radikalisme diskriminasi dan intoleransi yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
Kami berkomitmen untuk mengimplementasikan nilai nilai yang terkandung dalam deklarasi ini dalam kehidupan sehari-hari dan mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk turut serta mewujudkan Bali yang lebih bersatu dan beradab”.
Dalam sesi akhir acara, para narasumber dalam gelaran FDG menerima cendramata sebagai penghargaan dari PGN selaku penyelenggara FDG. (Sapta patriot)
